Berbagi Kebahagiaan

Pada tanggal 11 Oktober 2018 kelompok agama saya melakukan pengabdian masyarakat atau biasa disebut dengan pengmas. Pengmas yang kami lakukan berlokasi di Gereja Santa Maria Tak Bercela. Mengapa kami memilih tempat itu? Karena kami melihat banyak tukang becak yang sedang menunggu mendapatkan penupang di depan gereja sehingga kami berinisiatif untuk membagikan sedikit rejeki dengan membagikan sarapan. Kami memberikan rejeki berupa sarapan karena menurut kami dari pada memberikan mereka uang malah tidak digunakan dengan baik seperti misalnya saja digunakan untuk membeli rokok, sehingga kami berpikir untuk memberikan sarapan agar lebih berguna. Kami membagikan sarapan tersebut kepada orang-orang yang kurang mampu seperti tukang becak. Kami juga membagikan rejeki berupa makanan tersebut kepada orang yang berjasa seperti satpam yang sedang berjaga di depan gereja.

Dari kegiatan pengabdian masyarakat atau pengmas yang kami lakukan ini saya mendapatkan beberapa pelajaran. Pelajaran pertama yang saya pelajari adalah belajar untuk menjadi murah hati walaupun sedikit yang bisa dibagikan tetapi dengan niat yang baik dan tulus tanpa ada maksud untuk menerima pujian dari orang lain, maka akan menjadi lebih baik dibandingkan dengan memberi banyak tetapi dengan maksud-maksud tertentu. Seperti yang Yesus ajarkan, jadilah seperti janda miskin yang tetap memberi uang kolekte walaupun hanya sedikit tapi itulah semua yang ia punya tidak seperti orang-orang kaya yang memberi dengan uang yang banyak tapi dengan maksud agar dilihat oleh orang-orang.

Pelajaran kedua yang saya pelajari adalah untuk lebih mencintai sesama manusia terlebih lagi pada mereka yang sedang membutuhkan bantuan. Yesus mengajarkan kepada kita hukum yang utama yaitu hukum kasih, yang didalamnya ada berbunyi “kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasishi dirimu sendiri” kelompok saya mencoba untuk melakukan hukum kasih tersebut secara nyata dengan berbagi rejeki berupa makanan. Walaupun hanya makanan sederhana yaitu nasi bungkus tapi kami mencoba untuk peduli dengan orang-orang yang sudah mau bekerja dengan keras walaupun bayarannya juga tidak seberapa.

Pelajaran ketiga yang saya pelajari adalah untuk mau berkorban demi orang lain. Seperti yang sudah Tuhan Yesus ajarkan sendiri kepada kita, Ia mau mengorbankan diri di salib untuk menghapus dosa-dosa manusia. Kelompok saya berusaha untuk meneladani pengorbanan Yesus tersebut walaupun tidak seberat yang Yesus lakukan. Kami rela menyisihkan uang saku kami untuk membeli nasi bungkus yang akan dibagikan. Kami juga rela bangun bagi untuk berangkat ke gereja, karena saat pagi hari lah tukang becak biasanya banyak berkumpul di depan gereja. Walaupun begitu kami bahagia melihat wajah orang-orang yang kami beri sarapan, kami merasa kebahagiaan mereka adalah kebahagian kami juga. Hal ini menumbuhkan rasa semangat di dalam hati kami, sehingga kami lebih bersemangat dalam menjalani kegiatan sehari-hari.

Kegiatan pengabdian masyarakat atau pengmas yang kami lakukan memang merupakan hal yang sederhana, tetapi menurut kami dari hal-hal yang sederhana itu lah yang bisa membuat orang lain dan diri kami sendiri bahagia. Tidak perlu melakukan hal-hal besar untuk membuat orang lain bahagia cukup tunjukan kepedulian dan perhatian kita pada mereka. Kami juga bisa mempraktekan apa yang sudah diajarkan oleh Yesus sendiri. Hanya dengan kebaikan yang sederhana saja kami sudah banyak mempraktekan ajaran Yesus, jadi jangan takut untuk berbuat kebaikan dan menjadi lebih peduli kepada sesama kita manusia.

PengmasPengmas2Pengmas3Pengmas4

 

Kelompok Santo Paulus

nama/nim :

1. Mikhael Bima Winarto     / 041811233140
2. Claudia Agustyandini W  / 051811133182
3. Paulina Ari Damayanti    / 051811133002
4. Nicholas Limdianda        / 041811233099

Hits 3342