Let's Connect!

Kita hidup di jaman dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat, terutama pada bidang komunikasi. Hal tersebut dapat kita lihat melalui kemunculan berbagai telepon genggam dari berbagai produsen yang berlomba-lomba menawarkan fitur-fitur baru yang tentu saja sangat canggih dengan tujuan untuk menghubungkan individu satu dengan individu lainnya secara instan, mudah, dan cepat.

 

Terlepas dari itu semua, manusia sering kali lupa untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Sebagai seorang individu, kita juga perlu terhubung dengan diri kita sendiri, menemukan siapa diri kita sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangan yang kita miliki, serta untuk apa kita ada di dunia ini.

 

Salah satu hal yang dapat menghambat kita untuk dapat terhubung dengan diri kita sendiri adalah kesombongan. Sering kali, karna kesombongan kita, kita enggan untuk mengevaluasi diri sendiri, menutup mata akan kelemahan-kelemahan kita, sehingga kita tidak tahu mengenai diri kita secara seutuhnya, menjadikan kita asing terhadap diri kita sendiri. Contohnya pada peristiwa jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa yang terdapat pada Kejadian 3, dimana Adam dan Hawa merasa malu sebab mereka telanjang, tak hanya itu mereka juga mengasingkan diri dengan cara bersembunyi ketika mereka mengetahui kehadiran Tuhan Allah. Jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa menyebabkan hubungan manusia dan Allah menjadi terputus, manusia menjadi asing di hadapan Allah, manusia kehilangan gambar dan rupa Allah dalam dirinya.

 

Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk berhubungan dengan diri kita sendiri supaya kita dapat mengenal dan menerima diri kita apa adanya serta menyadari bahwa diri kita sangatlah terbatas sehingga tidak mampu mengerjakan segala sesuatu tanpa campur tangan Tuhan.

 

Setelah sukses berhubungan dengan diri sendiri, manusia juga harus mengingat kodratnya sebagai makhluk sosial, yangmana tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya, entah itu keluarga, pasangan atau bahkan teman biasa, yang akan membantu dan menjadi penolong untuk dirinya. Namun, dalam berhubungan dengan orang lain tidaklah mudah, sebab setiap orang memiliki karakter dan kebutuhan hidup masing-masing yang kemungkinan besar akan berbeda satu dengan lainnya, sehingga diperlukan sikap saling menghormati dan toleransi yang tinggi untuk dapat hidup berdampingan secara harmonis.

 

Hukum kasih yang kedua yang berbunyi demikian “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” terdapat dalam Matius 22:39 dapat menjadi landasan bagi kita dalam kehidupan bermasyarakat. Ayat tersebut secara tidak langsung mengajak kita untuk memandang sesama kita tidak lebih rendah dan tidak lebih tinggi dari diri kita sendiri, kita semua sejajar. Hukum tersebut dapat menghindarkan kita dari sikap egois yang dapat menjadikan kita tidak menghargai sesama kita sebagai karya ciptaan Allah yang mulia.

 

Selain itu, kita sebagai manusia juga mendapat mandat dari Allah sendiri untuk berkuasa atas segala yang ada di bumi, seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:28. Namun, berkuasa dalam konteks ini bukanlah suatu kebebasan absolut yang dapat digunakan manusia untuk mengeksploitasi alam sesuka mereka, sebab dalam hal ini, hubungan manusia dengan alam merupakan suatu hubungan dua arah atau yang biasa disebut sebagai timbal balik, yaitu jika manusia dapat merawat dan menjaga alam dengan baik, alam pun akan memberikan kehidupan kepada manusia, kehidupan dalam hal ini adalah segala kebutuhan yang diperlukan manusia untuk dapat tetap bertahan hidup, sebaliknya jika manusia tidak dapat merawat dan menjaga alam, malah merusak dan mengeksploitasi secara berlebihan, alam pun akan membawa bencana bagi manusia.

 

Jika manusia dapat membangun hubungan yang baik dengan alam, hal tersebut dapat membawa manusia menjadi lebih dekat dengan Allah dan mengucap syukur atas keindahan alam yang Allah ciptakan untuk manusia, mahkota ciptaan-Nya, sehingga alam menjadi berkat bagi manusia.

 

Di samping tiga hal di atas, yaitu membangun hubungan dengan diri sendiri, membangun hubungan dengan sesama, dan membangun hubungan dengan alam, manusia juga harus dan wajib membangun hubungan dengan Tuhan Allah. Kita semua tahu bahwa kita sebagai manusia sangatlah terbatas dan Allah kita tidak terbatas, sehingga kita sangat bergantung kepada Allah, namun selain itu manusia juga bebas dan mandiri. Mengapa demikian? Sebab manusia diciptakan Allah dengan sangat sempurna diantara semua makhluk yang ada. Manusia diberikan kemampuan berpikir untuk mengambil sebuah keputusan, namun itu semua tidak lantas membuat manusia dapat hidup tanpa Allah, kemampuan yang dimiliki manusia mempunyai batas-batas tertentu. Untuk dapat melampaui batas tersebut, manusia membutuhkan pertolongan dari Allah. Hubungan ketergantungan manusia dengan Allah sangatlah sempurna dan harmonis, namun hubungan tersebut terputus oleh kesombongan manusia yang merasa enggan dan tidak membutuhkan pertolongan dari Allah, manusia menjadi penguasa atas dirinya sendiri dan alam di sekitarnya, serta merasa paling unggul diantara sesamanya, hal ini tidak hanya merusak hubungan dengan Allah, tetapi juga merusak hubungan manusia dengan dirinya sendiri serta hubungannya dengan sesama manusia.

 

Akibat dosa kesombongan yang dilakukan manusia, manusia menjadi jauh dan terpisah dari Allah. Namun karena kasih Allah yang begitu besar kepada manusia, Ia rela turun sendiri ke dalam dunia dalam wujud Yesus Kristus untuk mengembalikan identitas manusia sebagai gambar dan rupa Allah, juga sebagai wakil Allah di dunia ini. Oleh sebab itu, kita harus menjaga relasi dengan Allah yang telah Allah pulihkan sendiri dengan mengorbankan dirinya sendiri.


Dengan rajin membaca firmanNya, memahami kehendakNya, serta melakukan perintahNya hubungan kita dengan Allah akan selalu terjaga, sebab hubungan kita dengan Allah adalah kunci utama dan pondasi untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, sesama manusia, dan alam semesta, karena pada dasarnya keempat hubungan tersebut saling terkait dan berhubungan. So, let’s connect our relationship with God to connect us with ourselves, others, and nature.


nama : Albertus Aditya

nim :041811233144
prodi : Manajemen

Hits 1356